Jakarta, Pengguna pemula obat osteoporosis yang disebut
oral bisphosphonates bisa jadi berisiko tinggi mengalami penyakit
peradangan mata yang serius. Beberapa peradangan mata bisa terjadi
akibat obat ini.
Hal tersebut berdasarkan penelitian sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal CMAJ.
Oral
bisphosphonates seperti Fosamax dan Actonel adalah obat yang paling
banyak diresepkan untuk mencegah atau memperlambat osteoporosis, suatu
penyakit yang menyebabkan tulang-tulang menjadi sangat lemah.
penelitian
sebelumnya juga telah mengaitkan obat-obatan tersebut dengan masalah
seperti patah tulang yang tidak biasa, detak jantung yang tidak teratur,
serta kanker esofagus dan kanker usus besar.
Selain itu,
beberapa kasus lainnya melaporkan adanya keterkaitan antara obat-obatan
tersebut dengan peradangan pada mata --uveitis anterior dan scleritis--
yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan serius.
Uveitis
adalah peradangan pada bagian mata yang disebut uvea yang terdiri dari
iris, koroid dan corpus siliaris. Klafisikasinya tergantung pada bagian
uvea yang terkena yaitu Uveitis Anterior, Uveitis Intermediate, Uveitis
Posterior dan Pan Uveitis. Sedangkan scleritis adalah peradangan pada
bagian putih mata (sclera).
Dalam penelitian baru ini, peneliti
dari Kanada membandingkan 11.000 pengguna pemula dari oral
bisphosphonates dan 920.000 bukan pengguna. Pengguna pemula memiliki
tingkat insiden 29 per 10.000 orang/tahun untuk penyakit uveitis dan 63
per 10.000/tahun untuk scleritis, dibandingkan dengan masing-masing 20
per 10.000 dan 36 per 10.000 bukan pengguna. Hitungan per-orang/tahun
ditentukan dengan mengalikan jumlah partisipan dengan jumlah tahun masa
konsumsi obat.
"Kami menemukan bahwa pengguna pemula dari
bisphosphonates berada pada resiko tinggi untuk mengalami penyakit
scleritis dan uveitis," kata Dr. Mahyar Etminan dari Child and Family
Research Institute dan Department of Medicine di University of British
Columbia seperti dilansir dari MSN Health, Rabu (4/4/2012).
"penelitian
kami menyoroti perlunya para dokter untuk menginformasikan tanda-tanda
dan gejala scleritis dan uveitis pada pasien sehingga dapat dicari
pengobatan yang tepat dan komplikasinya dapat dihindari," tambahnya.
Sumber :
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar