Sabtu, 07 April 2012

Steve Jobs Lebih Jenius Daripada Bill Gates

CALIFORNIA – Berbicara di Royal Institution, London, penulis biografi Steve Jobs, Walter Isaacson mengungkapkan pendapatnya tentang mantan CEO Apple tersebut. Bahkan Isaacson mengatakan salah satu pendiri Apple yang meninggal tahun lalu itu lebih jenius daripada pendiri Microsoft, Bill Gates.

Dilansir dari PC Advisor, Kamis (5/4/2012), Isaacson sebelumnya membahas kesamaan antara Jobs dan Albert Einstein serta Leonardo da Vinci. Tapi dia juga menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menetapkan Jobs sebagai seorang yang jenius ditingkat yang sama.

Ia percaya, dalam seratus tahun nanti Jobs akan dianggap setidaknya sama besar seperti Henry Ford dan Thomas Edison. “Tapi Steve Jobs adalah seorang jenius yang lebih besar dari Bill Gates karena dia telah mengubah berbagai macam industri,” ujar Isaacson.

“Komputer, musik, dekstop, penerbitan digital, toko ritel, telepon dan animasi digital. Semua berubah selamanya oleh Steve Jobs,” tambahnya.

Isaacson juga meragukan bahwa Apple akan berhenti muncul dengan produk hebat, karena perusahaan itu masih mempekerjakan seorang desainer industri terbesar di dunia, Jony Ive. (fmh)












Biografi Steve Jobs : Tentang Steve Jobs

5 Negara dengan Internet Tercepat di Dunia

Negara mana saja yang memiliki koneksi internet tercepat di dunia? Penelitian dari Akamai ini mungkin bisa menjadi gambaran.

Akamai adalah sebuah perusahaan yang mengoleksi data mengenai penggunaan internet secara global. Melalui laporan "State of The Internet", Akamai mendaftar negara mana saja yang memiliki koneksi internet tercepat.






Berikut daftar 5 negara dengan koneksi paling ngebut di dunia, seperti dikutip detikINET dari Huffington Post, Kamis (5/4/2012):


1. Swiss
 Negara di Eropa yang terkenal dengan produk arlojinya ini menurut Akamai memiliki kecepatan koneksi rata-rata 7,3 Mbps. Cukup cepat untuk menunjang aktivitas online. Sedangkan jumlah pengguna internet di kisaran 5,8 juta






2.Republik Ceko
 Republik Ceko memiliki kecepatan koneksi internet rata-rata 7,4 Mbps. Republik Ceko memang cukup maju soal konektivitas di mana negara ini memiliki pelanggan Wi Fi terbanyak di Uni Eropa.
.






3. Latvia

Penduduk di negara kecil Eropa ini boleh merasa puas dengan kecepatan internet yang tersedia di negaranya. Menurut Akamai, koneksi di sana rata-rata mencapai 8,2 Mbps.







4. Belanda
 Sebagai salah satu negara maju, tidak heran jika koneksi internet di Negeri Kincir Angin ini cukup mumpuni. Yaitu berada di kisaran 8,5 Mbps. Sebanyak 92% populasi Belanda memiliki koneksi internet di rumahnya.







5. Jepang

Dengan kecepatan koneksi 8,9 Mbps, penduduk di Negeri Sakura bisa berselancar di dunia maya dengan nyaman. Tak mengherankan memang karena Jepang dikenal sebagai salah satu pusat teknologi di dunia.

6 Trik Menjaga Reputasi Perusahaan di Era Digital

Media sosial kini seakan menjadi primadona era digital. Segala macam informasi bisa disebar via Twitter cs, mau itu yang baik hingga yang buruk sekalipun.

Jangan tanya seberapa besar efeknya. Media sosial memiliki peran yang signifikan kala pergolakan di sejumlah negara Timur Tengah. Apalagi jika 'lawannya' cuma sebuah perusahaan? Dijamin gelombangnya mampu meluluhlantahkan reputasi perusahaan tersebut dalam sekejap.

Seperti yang kerap kali kita dengar, "perlu waktu bertahun-tahun untuk membangun reputasi perusahaan. Namun untuk menghancurkannya, cuma perlu hitungan detik".

Ya, begitulah internet dan media sosial dapat berimbas kepada nama baik perusahaan. Untuk itu diperlukan kesadaran dan peran aktif perusahaan demi menjaga reputasi mereka.

Berikut 6 langkah singkatnya, seperti yang dituturkan Layla Revis, Vice President of Digital Influence Ogilvy PR Worldwide, dan dikutip detikINET dari Mashable, Selasa (3/1/2012):

1. Jangan Berpura-pura Tak Ada Krisis
Ketika ada masalah yang melanda, sikap yang paling salah adalah coba mengindahkan masalah tersebut alias berpura-pura bahwa tidak terjadi krisis. Hingga pada akhirnya, tak ada respons apa-apa terhadap masalah tersebut dan krisis itu pun kian membesar bak bola salju.

Gemma Craven, EVP Ogilvy 360 Digital Influence Team mengatakan, "saat ini bukan lagi masanya jam emas, melainkan menit emas. Dan respon yang lambat akan berarti biaya yang semakin besar".

Hal senada juga diutarakan Robert DeFillippo, Chief Communications Officer Prudential Financial. "Respons yang berlebihan itu sama bahayanya dengan telat respons," tukasnya.

2. Jangan Membuat Gesture Kosong
Jika ingin melakukan permohonan maaf, lakukan dengan sepenuh hati. Jangan cuma sebatas formalitas dan dengan gaya bahasa yang malas dan tak bersemangat. Sebab ini akan menunjukkan jika Anda dan perusahaan berjiwa besar.

3. Jangan Anti Memperbaiki Diri
Menurut Layla, media sosial harusnya dapat menjadi alat komunikasi yang jujur. Akui kesalahan Anda, dan berbicaralah dengan customer untuk menenangkan keadaan yang tidak kondusif. Sekaligus untuk menyampaikan apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki keadaan.

4. Bangun Chanel Komunikasi
Tak ada salahnya untuk membuat blog, akun Twitter, Facebook bagi perusahaan Anda. Sebab di sinilah perusahaan dapat membangun jaringan, baik di antara pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.

Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berinteraksi lewat email, video, atau webchat. Strategi ini pun seakan sudah menjadi hal yang biasa di era digital. Terlebih jika merujuk pada respons yang cepat itu begitu penting.

5. Siapkan Crisis Communication Respons Team
Menurut Layla, perusahaan yang baik patutnya tidak hanya dapat menyebarkan informasi kepada publik, namun juga dapat memberikan respons yang baik.

Cobalah untuk mendengar suara publik dan memantau sentimen yang lalu lalang. Setelah itu, persiapkan tim untuk menginformasikan dan memberi masukan kepada pihak terkait mengenai apa yang sedang terjadi dan bagaimana responsnya.

6. Menjadi yang Berpengaruh
Untuk menjadi pihak yang berpengaruh (influential), jangan berharap terjadi jika Anda atau perusahaan tak memiliki interaksi yang baik dengan publik. Mulailah membangun jalinan komunikasi yang baik dengan audiens.

Chanel komunikasi tersebut juga bisa digunakan untuk berinteraksi perihal brand atau produk perusahaan Anda. Termasuk ketika krisis muncul, Anda atau perusahaan dapat memiliki kontrol yang lebih baik terhadap persepsi yang muncul.

Sumber : http://detik.com

Jumat, 06 April 2012

Pelamar Kerja Dipaksa Serahkan Password Facebook

Password sebuah akun milik seseorang sejatinya merupakan ranah privasi yang harus dihormati dan tak sembarangan dimasuki. Namun, hal ini tak berlaku di sebuah departemen Amerika Serikat (AS).

Adalah Maryland Department of Corrections (DOC), yakni Departemen Keamanan Publik dan Lembaga Pemasyarakatan AS yang mewajibkan calon karyawan untuk menyerahkan password akun Facebook-nya ketika melamar pekerjaan.

Password tersebut akan digunakan untuk mengetahui secara detail profil sang pelamar.

Tak hanya itu, DOC juga pernah meminta pelamar untuk membuka akun Facebook di depan pewawancara dan menujukkan pesan pribadi di inbox, foto, postingan di wall, dan lainnya.

Praktek ini kemudian mendapat protes keras dari American Civil Liberties Union (ACLU).

Tak hanya calon pelamar saja, pekerja yang sudah berstatus karyawan pun ternyata akun Facebook-nya masih diawasi. Robert Collins, salah satu karyawan mengaku bahwa password email dan Facebook miliknya telah diketahui perusahaan selama bertahun-tahun.

"Saya warga AS yang tidak melanggar hukum, dan tidak melakukan kejahatan apapun, dan disini saya memiliki calon istri. Saya merasa terganggu saat akan melakukan komunikasi pribadi, mengingat informasi pribadi dapat diidentifikasi," ujar Collins dalam sebuah wawancara oleh ACLU.

Setelah Collins melaporkan hal ini kepada ACLU, DOC menunda kebijakan meminta password selama 45 hari. Namun, belum ada kepastian kebijakan ini akan dihapuskan.

Sebelumnya, DOC hanya menerima 7 orang dari 2.689 pelamar, hanya berdasarkan isi profil Facebook mereka.

Fred Wolens, juru bicara Facebook mengatakan bahwa meminta password akun merupakan sebuah tindakan pelanggaran.

"Berdasarkan ketentuan kami, hanya pemegang alamat email dan password pertama yang dianggap sebagai pemilik akun Facebook dan kami melarang siapapun meminta informasi login atau mengakses akun milik orang lain," ujar Wolens.

Bagaimanapun, sebuah penelitian telah menemukan bahwa Facebook dapat membantu seseorang mendapatkan pekerjaan.

Peneliti dari Northern Illinois University mempelajari profil seseorang selama kurang dari 10 menit dan langsung bisa memprediksi level sukses pemilik akun dalam pekerjaannya.

Hasil penelitian ini lebih cepat dibandingkan menggunakan tes personaliti standar yang biasa digunakan.


10 Tips Aman Berbelanja "Online"

Sebuah studi yang dilakukan oleh Forrester melaporkan bahwa pada saat-saat menjelang liburan, konsumen yang berbelanja secara online meningkat.

Yang senang bukan cuma situs-situs web jualan, tapi juga para “garong digital” Karena semakin banyak transaksi, semakin besar pula kemungkinan mereka mendapat apa yang mereka inginkan.

Bagaimana agar terhindar dari gangguan para penjahat tersebut? Inilah 10 panduan aman melakukan jual-beli online:

1. Lakukan riset terhadap situs web tempat Anda berbelanja
Tips ini harus dilakukan kalau Anda berbelanja seperti pakaian online di situs web yang Anda sendiri kurang familiar. Periksa nomor telepon si penjual dan hubungi.

Kalau tidak meyakinkan, kunjungi mesin pencari Google atau Yahoo kemudian masukkan nama situs web itu. Carilah ulasan dari konsumen mereka. Kalau ada yang tidak beres, sudahlah, tinggalkan saja situs web itu.

2. Baca baik-baik kebijakan situs web terhadap data pribadi Anda
Jangan sampai di kebijakan itu ada poin yang menyebutkan kalau pengelola situs web boleh memberikan data pribadi ke pihak lain.

Baca juga kebijakan pengembalian barang. Karena barang yang dibeli tidak bisa dilihat secara fisik, harus ada garansi kalau barang yang dikirim cacat, Anda boleh mengirim barang cacat itu kembali dan tentu saja diganti dengan barang baru atau uang Anda kembali.

Periksa juga siapa yang membayar pengembalian barang itu.

3. Periksa paket barang dengan membaca deskripsi produk baik-baik.

Curigailah pada barang bermerek yang dijual dengan potongan harga yang sangat besar.

4. Jangan mudah tergoda barang murah

Jangan buru-buru jatuh cinta pada tawaran barang dengan harga murah yang datang dari e-mail, apalagi meminta ID dan password tanpa izin dari pemilik e-mail. Itu biasanya kerjaan spammer.

Tapi hati-hati, spammer bisa juga merayu. Ia mengirim e-mail yang seolah-olah datang dari perusahaan baik-baik. Sebaiknya, kunjungi situs web perusahaan baik-baik itu dan langsung belanja darisana. Jangan via e-mail atau jendela pop-up.

5. Cari tanda kalau situs web itu aman
Tanda itu biasanya berupa gambar gembok di baris status (status bar) browser. Sebelum memasukkan informasi pribadi, periksa tanda itu ada.

Ketika Anda diminta untuk memasukkan informasi pendaftaran nomor kartu kredit, lihat alamat situs web. Harusnya alamat situs web berubah dari http ke 'shttp' atau 'https'. Artinya informasi pembayaran itu dienkripsi, lebih amanlah pokoknya.

6. Amankan PC Anda
Minimal PC Anda harus punya antivirus. Lebih baik lagi kalau punya anti spyware dan firewall. Ingat, peranti lunak keamanan itu harus di-update secara teratur agar PC terlindung dari ancaman terbaru. Baiknya, atur saja proses update secara otomatis.

7. Pertimbangkanlah cara pembayaran
Pembayaran biasanya dilakukan dengan kartu kredit. Dengan kartu kredit, Anda punya bukti kuat kalau Anda sudah melakukan transaksi kalau barang tidak diantar atau tidak sesuai pesanan.

Tapi, karena banyaknya pencurian nomor kartu kredit, pembayaran dengan menggunakan sistem seperti PayPal, Transfer Kirim, atau COD boleh dipertimbangkan.

8. Periksa harga total.
Harga barang, plus ongkos bungkus, plus ongkos kirim, mudah-mudahan ada diskonnya. Bandingkan harga total dari suatu situs web dengan situs web lain.

9. Simpan bukti transaksi
Termasuk deskripsi produk dan harga, kuitansi digital, dan juga salinan e-mail antara Anda dengan penjual.

10. Matikan PC Anda setelah transaksi
Kalau PC dinyalakan terus, bisa saja sudah ada garong yang sudah menanamkan malware, mengambil alih kendali PC dan melakukan transaksi.

*** Sumber :  http://tekno.kompas.com

Rabu, 04 April 2012

Obat Osteoporosis Bisa Bikin Penyakit Mata

Jakarta, Pengguna pemula obat osteoporosis yang disebut oral bisphosphonates bisa jadi berisiko tinggi mengalami penyakit peradangan mata yang serius. Beberapa peradangan mata bisa terjadi akibat obat ini.

Hal tersebut berdasarkan penelitian sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal CMAJ.

Oral bisphosphonates seperti Fosamax dan Actonel adalah obat yang paling banyak diresepkan untuk mencegah atau memperlambat osteoporosis, suatu penyakit yang menyebabkan tulang-tulang menjadi sangat lemah.

penelitian sebelumnya juga telah mengaitkan obat-obatan tersebut dengan masalah seperti patah tulang yang tidak biasa, detak jantung yang tidak teratur, serta kanker esofagus dan kanker usus besar.

Selain itu, beberapa kasus lainnya melaporkan adanya keterkaitan antara obat-obatan tersebut dengan peradangan pada mata --uveitis anterior dan scleritis-- yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan serius.

Uveitis adalah peradangan pada bagian mata yang disebut uvea yang terdiri dari iris, koroid dan corpus siliaris. Klafisikasinya tergantung pada bagian uvea yang terkena yaitu Uveitis Anterior, Uveitis Intermediate, Uveitis Posterior dan Pan Uveitis. Sedangkan scleritis adalah peradangan pada bagian putih mata (sclera).

Dalam penelitian baru ini, peneliti dari Kanada membandingkan 11.000 pengguna pemula dari oral bisphosphonates dan 920.000 bukan pengguna. Pengguna pemula memiliki tingkat insiden 29 per 10.000 orang/tahun untuk penyakit uveitis dan 63 per 10.000/tahun untuk scleritis, dibandingkan dengan masing-masing 20 per 10.000 dan 36 per 10.000 bukan pengguna. Hitungan per-orang/tahun ditentukan dengan mengalikan jumlah partisipan dengan jumlah tahun masa konsumsi obat.

"Kami menemukan bahwa pengguna pemula dari bisphosphonates berada pada resiko tinggi untuk mengalami penyakit scleritis dan uveitis," kata Dr. Mahyar Etminan dari Child and Family Research Institute dan Department of Medicine di University of British Columbia seperti dilansir dari MSN Health, Rabu (4/4/2012).

"penelitian kami menyoroti perlunya para dokter untuk menginformasikan tanda-tanda dan gejala scleritis dan uveitis pada pasien sehingga dapat dicari pengobatan yang tepat dan komplikasinya dapat dihindari," tambahnya.

Sumber :
 http://health.detik.com